Kamis, 13 Juni 2013

Handphone Kesayangan Dinda...


Sesuatu yang sederhana akan terasa istimewa, tergantung bagaimana cara kita memperlakukannya :) - Rona Fauziah  -

Bismillaah...

Teringat seorang anak bernama Adinda, biasa dipanggil Dinda... Dinda hanyalah anak kecil yang sedang merangkak terseok-seok menggapai impiannya, meski terkadang langkahnya sering terhenti karena keraguan dan pengetahuan baru yang ia dapat, tapi mudah-mudahan Dinda tetap ingat dengan impiannya dan tak akan pernah menyerah untuk menggapainya serta selalu yakin bahwa jalan hidupnya telah diatur oleh sutradara terbaik yaitu Allah SWT ..

Saat duduk di Sekolah Menengah Kejuruan, Dinda perlahan menemukan cita-cita sesungguhnya, yakni menjadi seorang Entrepreneur, seiring berjalannya waktu Dinda melalui tahapan ini dan itu dalam hidupnya, seketika langkah menggapai impiannya terhenti karena sesuatu hal, Dinda sedang berusaha mencari penyemangat untuk dirinya, memang tidak perlu jauh-jauh mencari penyemangat itu, Orangtua, kakak dan adik adalah sumber semangat terbesar bagi Dinda.. Sebetulnya Dinda seperti sedang kehilangan arah, entah karena pikiran yang sedang penuh sesak tentang hal ini dan itu atau apa, yang pasti Dinda sedang berusaha untuk memantapkan prinsip hidupnya...

Teringat cerita Dinda saat duduk di bangku SMK, Dinda pernah berjualan pulsa, iya pulsa elektrik seperti kebanyakan orang sekarang, usaha pulsa elektrik adalah usaha yang termudah untuk anak-anak sekolah seusianya, tak perlu modal besar untuk memulainya, Rp. 50.000 pun cukup :). Pemasarannya pun tidak rumit, hanya dari mulut ke mulut, karena saat ini pulsa adalah salah satu kebutuhan pokok, bisa dibilang begitu :).

Bermodalkan uang Rp. 200.000 yang Dinda peroleh dari hasil magangnya di salah satu lembaga zakat, Dinda mulai berjualan pulsa elektrik, konsumennya adalah teman-teman sekolahnya dan tetangga sekitar rumah Dinda. Beberapa bulan berjualan, Dinda memperoleh keuntungan kurang lebih sekitar Rp. 800.000 , Alhamdulillaah, selama berjualan pulsa dan memiliki keuntungan yang cukup bagi Dinda, Dinda merasa senang karena terkadang Ibundanya suka meminjam uang yang ada di tempat pensil (tempat khusus uang pulsa) untuk sekedar membeli kebutuhan sehari-hari. Dinda senang sekali saat itu... :)

Tak terasa, sekolah akan melakukan perpisahan, berkaitan dengan judul di atas (Handphone Kesayangan), saat itu handphone Dinda masih terbilang biasa saja, Dinda ingin mengabadikan moment perpisahannya dengan kamera handphone yang gambarnya terang, jelas.. Akhirnya Dinda memutuskan untuk membeli handphone baru, Nokia 2700 Classic menjadi handphone baru Dinda saat itu, handphone itu Dinda beli dari hasil keuntungannya berjualan pulsa, tepat Rp 700.000 . Dinda senaaang sekali...

Seiring berjalannya waktu, handphone-handphone baru berdatangan, udah jamannya smartphone, udah gak jaman deh kalau kata anak-anak GAUL jaman sekarang,  kalau Dinda bukan anak GAUL, Dinda anak rumahan banget pokoknya hehe

Terhitung sudah 3 tahun handphone itu menemani Dinda, hingga saat ini Dinda duduk di bangku perkuliahan, ada hasrat Dinda ingin ini dan itu, ganti ini ganti itu... Tapi lagi-lagi Dinda ingat impiannya :)
Sisa uang jualan pulsa sebesar Rp. 300.000 itu ingin Dinda gunakan kembali untuk modal tapi apa daya buku kuliah menggoda untuk dibeli, Dinda enggan meminta kepada orangtuanya, Dinda malu, di usianya yang sudah menginjak kepala dua Dinda belum bisa mandiri, boro-boro untuk memberikan sesuatu kepada orangtuanya... Dinda sadar betul bagaimana susahnya mencari uang, Dinda pernah merasakan kerja, menerima gaji yang sebentar saja langsung habis hehe, betul kebanyakan orang bilang "tanggal 1 gajian, tangal 5 udah koma" :D

Back to Handphone kesayangan, dengan handphone itu Dinda mendapat banyak pembelajaran dalam hidupnya, Dinda adalah orang yang begitu mengingat dan menghargai peristiwa-peristiwa penting dalam hidupnya apalagi peristiwa yang berdampak bagi perubahan dirinya... Banyak orang yang menyebutnya 'lebay', yaaa tapi itulah Dinda :), Dinda hanya ingin setiap orang maupun benda yang memberikan arti bagi hidupnya selalu ia kenang... :)

Handphone itu sering jatuh, tercebur pun pernah, tapi sungguh handphone itu sangat mengerti Dinda.. hehe.. cerita dibalik handphone ini lah yang membuat handphone itu menjadi kasayangan Dinda...

Saat ini Dinda sedang belajar memaknai sesuatu yang sederhana dengan cara yang istimewa, Dinda... seorang anak kecil yang sedang merangkak terseok-seok menggapai impiannya... Semoga Allah meridhai langkah-langkah Dinda, semoga Dinda tak juga lupa bahwa ridha Allah adalah ridha Orangtua... :)

Selamat berjuang Dinda... :')

Tidak ada komentar: